Minggu, 22 Januari 2012

FILOSOFI JAM DINDING

Banyak kejadian sederhana di sekitar kita yang memiliki filosofi luar biasa tetapi tidak pernah terjamah oleh mata dan pikiran. Di sabtu sore kemarin, Dea bercerita tentang kelas bahasa Mandarinnya di sekolah. Beberapa waktu yang lalu, gurunya bercerita tentang filosofi jam dinding.
Mengapa sebaiknya baterai jam dinding dilepas saat akan habis ? Awalnya aku berpikir karena memang sudah habis, dilepas, dan harus diganti. Seapatis dan sesederhana itu. Namun, ternyata ada makna di balik anjuran itu.
Baterai jam dinding disaat-saat kritis membuat mesin bekerja di luar batas maksimalnya, supaya jarum jam tetap bergerak ke arah kanan. Baterai memaksa kerja mesin yang jika larut dibiarkan bisa membuat mesin jam rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Salah satu tanda yang bisa diamati jika baterai berada dalam keadaan kritis adalah jarumnya yang berdetak ke kiri, atau berdetak ke kanan dengan lambat, atau juga berdetak pada posisi yang sama. Seharusnya saat melihat gejala ini, pemilik jam yang baik segera melepas baterai jam dan menggantinya dengan baterai baru sebelum baterai ‘sekarat’ itu merusak mesin jam dengan perlahan. 
Lalu apa filosofinya? Yakni, janganlah melakukan suatu hal di luar batas kemampuan diri sendiri karena fokus pada satu pencapaian, sehingga lupa bahwa kemampuan manusia selalu ada batasnya. 
Belajar, bekerja, dan berusahalah sesuai kemampuan diri, berambisi itu perlu tetapi tidak dengan mengorbankan ‘mesin utama’ nya.